MENGGENGGAM JANJI SUNYI HINGGA AJAL

P.ta G. Ukkas Paolai dg. Manrapi (MatinroE ri Tana Sompa UwaE Mata) Lahir : 10 Muharram 1334 H. Wafat : 15 Sya'ban 1443 H.

HISTORY, exposetimur.com | 109 tahun engkau jalani hidup dan sosokmu dipeluk sunyi hingga ajal tiba. Bahkan putra putrimu dan cucu-cucumu jarang yang mengenalmu kecuali sebagai ayah dan opa mereka.

Trah kebangsawananmu yang murni dengan sahaya-sahaya yang tetap menempatkan diri sebagai sahaya meski telah engkau bebaskan bahkan tidak diketahui oleh anak-anakmu kecuali beberapa orang saja.

Jejak perjuanganmu dalam menegakkan Agama dan keyakinanmu di berbagai medan tempur dengan kisah-kisah heroik yang tak kenal kata menyerah, bahkan kuketahui hanya dari beberapa orang tokoh yang semuanya telah meninggal lebih dulu.

Aku bahkan sebagai putramu telah berpetualang ke berbagai guru tanpa pernah tahu bahwa dahaga yang tak terpuaskan telaganya ada padamu hingga suatu waktu, di ujung keputusasaan aku berteriak pada Tuhan disebuah shalat malam agar Tuhan menuntunku menuju seorang pembimbing Ruhani.

Dalam diam pada keputusasaan itulah kudengar khatif dari alam gaib “Mengapa engkau berkelana kesana kemari jika dahagamu hanya bisa terpuaskan dalam rumah/keluargamu sendiri?”

Lalu setelah maut mendekatimu, kami semua anak dan cucumu datang untuk melepas kepergianmu. Di tengah perjalananmu pulang, engkau berhenti dan malah kembali melayani anak cucumu dengan berbagai canda. Sungguh, aku benar-benar heran karena aku sangat yakin bahwa waktu kepergianmu telah tiba. Dan engkau pun membenarkan keyakinanku itu. Usai kejadian itu, kita bicara empat mata dan engkau jelaskan makna “Penundaan Kepergianmu”. Selain amanah besar yang engkau sampaikan, engkau juga berbisik “Aku sudah janji tidak akan memberatkan anak-anakku hingga ajal” – Aku tak sanggup menahan tangis dan kukatankan, “Mengurus ayah adalah kewajiban kami anak-anakmu”. Engkau katakan, tidak nak. Itu sudah janjiku. Lalu engkau beri isyarat yang hanya dipahami oleh kita berdua, bahwa engkau akan pergi setelah anak-anak, cucumu dan semua handai tolan sudah pulang ke rumah masing-masing di berbagai daerah yang berbeda.

Baca Juga :   Bupati Majene : Korban 40.000 Jiwa Perlu Kita Kenang Dan Hargai Bersama

Janji itu kemudian engkau penuhi di depan ajal. Bahkan menutup mata dan mulut, bersedekap di dada dengan iringan ucapan takbir engkau lakukan sendiri tanpa bantuan dan talkin dari kami.

” Selamat jalan ayah dan guru kami tercinta. Semoga Sang Mahacinta menyambutmu dengan Ridha dan Kasih Sayang-Nya Yang Maha Sempurna.”

 

Oleh ; A. Burhanuddin U. Paolai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *