Majene, exposetimur.com|Masyarakat Desa Salutahongan Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Provinsi Sulbar, sesali pengangkatan Mansur sebagai Pelaksana Tugas PLT Desa Salutahongan, Sabtu 9 Desember 2023.
Diketahui, Mansur yang diberikan tugas Pemerintah Kabupaten Majene sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Desa Salutahongan mendapatkan penolakan dari sejumlah masyarkat Desa.
Sesuai laporan masyarakat Salutahongan saat memberikan keterangan mengatakan, kami sesalkan kebijakan Pemkab Majene yang memberikan tugas kepada Mansur sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Desa Salutahongan yang memiliki latar belakang bukan merupakan penduduk setempat.
“Padahal kami juga mengajukan Pelaksana Tugas (PLT) untuk Desa kami. Justru yang ditugaskan Pemkab Majene melalui hak prerogatif Bupati tak sesuai keinginan masyarakat Salutahongan,” ungkap seorang warga Hardiansyah melalui sambungan telepon.
Kalau kemudian yang datang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (PLT) di Desa kami justru masyarakat dari luar yang tak memahami sosial kultur Desa Salutahongan dinilai keliru.
“Sampai hari ini, Warga Salutahongan masih terus menjunjung tinggi adat budaya yang ada disini. Maka sangat diharapkan Pelaksana Tugas (PLT) yang ditugaskan disejumlah wilayah termasuk di Desa kami diberikan ruang dan kesempatan bagi masyarakat yang memiliki potensi serta memahami betul kultur sosial didalam Desa mereka pimpin nantinya,” ujarnya seorang tokoh pemuda asal Salutahongan.
Lanjut ia katakan, Mansur bukan merupakan warga asli Desa Salutahongan. Sehingga kesannya aneh kalau kemudian datang memimpin sebagai Pelaksana Tugas (PLT) yang secara history tidak memahami kultur sosial di masyarakat.
“Saya menganggap ini sebuah persoalan serius dan penting direspon Bupati Majene serta mempertimbangkan secara baik dengan melihat sejumlah aspek kultur sosial dimasyarakat Salutahongan,” lanjutnya.
Hadriansyah menjelaskan, menurut informasi yang disampaikan warga Pelaksana Tugas (PLT) Desa Salutahongan diduga juga telah melakukan intervensi hingga mengancam kepada sejumlah masyarakat dan aparat Desa.
“Masyarakat dan terlebih aparat Desa enggan berbicara terkait persoalan ini karena diancam akan dikeluarkan sebagai aparat Desa,” jelasnya.
Mansur katakan, justru sebelum saya naik untuk memperkenalkan diri. Saya meminta aparat diatas untuk segera membuat undangan dan menghadirkan para tokoh serta aparat Desa yang ada disana.
“Jadi bukan sejumlah warga pak, hanya satu warga saja. Bahkan datang ke kantor saat itu tunjuk-tunjuk saya sambil membawa spanduk penolakan dengan tak beretika. Tapi saya tidak respon karena saya tidak mau tergantung sama dia” katanya saat dimintai keterangan.
Sudah dari awal saya sampaikan kalau kemudian Bupati Majene menugaskan saya sebagai Pelaksana Tugas (PLT) di Desa Salutahongan. Saya tau persis disana itu ada adat istiadat dan tentu saya tidak akan merubah tatanan.
Mengenai masalah intimidasi dan ancaman yang saya lakukan itu tidak benar. Intimidasi bagaimana dan seperti apa bentuknya saya ini tidak pernah melakukan komunikasi kepada orang itu.
“Intinya ini, hardiansyah itu dia punya orang dan merupakan keluarganya yang ingin dijadikan Pelaksana Tugas (PLT) disana. Jadi kalau dikatakan ada penolakan sejumlah warga itu keliru dan tak benar. Hanya satu orang pak,” terangnya Mansur melalui sambungan via telepon.
(Tim)