Luwu Timur, exposetimur.com – Sebuah momentum bersejarah terjadi di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, Selasa (17/06/2025), ketika Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, bersama Wakil Bupati, Hj. Puspawati Husler, resmi diterima sebagai bagian dari keluarga besar To Pamona melalui prosesi adat “Pekasiwia”.
Ritual sakral yang digelar oleh Lembaga Adat Lemba Pamona Luwu ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Plt. Kadis Kominfo-SP Muhammad Safaat DP, Kepala Dinas Sosial P3A Joni Patabi, Kabag Prokopim Agus Thobarani, Camat Mangkutana Zulkifli, Kepala Desa Kasintuwu, tokoh adat, serta tamu undangan lainnya.
Pemangku Adat Lemba Pamona Luwu, Yonto Mongadi, menjelaskan bahwa Pekasiwia merupakan bentuk penghormatan kepada tokoh atau pemimpin yang datang dan dianggap layak menjadi bagian dari komunitas adat Pamona.
“Pekasiwia dalam tradisi kami adalah tanda penerimaan dan penghormatan. Lewat prosesi ini, Bupati dan Wakil Bupati kini menjadi bagian dari keluarga besar suku Pamona,” ujar Yonto.
Ia menambahkan, kehadiran langsung kepala daerah dalam prosesi adat ini memberi semangat baru bagi masyarakat adat bahwa perjuangan mereka dalam menjaga warisan budaya kini mendapat dukungan dari pemerintah.
Puncak acara ditandai dengan penyematan siga dan selempang adat kepada Bupati dan Wabup sebagai simbol penerimaan resmi ke dalam Rukun To Pamona di Luwu Timur.
Bupati Irwan dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas momen tersebut.
“Hari ini menjadi momen penting dalam sejarah To Pamona di Luwu Timur, khususnya di wilayah Bone-Bone dan sekitarnya. Ini bukan sekadar seremoni, tetapi ajakan untuk memperkuat silaturahmi dan kebersamaan,” ungkap Irwan.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendorong pelestarian budaya Pamona dengan membangun rumah adat dan kawasan budaya sebagai pusat pelestarian tradisi, yang direncanakan melalui sinergi anggaran daerah dan dukungan pihak swasta.
“Saya ingin desain rumah adat dan kawasan budaya segera dimatangkan agar bisa segera direalisasikan,” tegasnya.
Irwan berharap, prosesi adat ini menjadi simbol kuat bagi semangat persatuan, pelestarian budaya, dan pembangunan berbasis kearifan lokal di Luwu Timur.
“Kebersamaan kita hari ini harus jadi awal dari kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat adat,” tutupnya. (rhj/ikp-humas/kominfo-sp)