Janda Tangguh Manggarai Timur: Bertahan Hidup di Tengah Kesunyian dan Keterbatasan

Foto: Tiba dengan latar rumahnya, seorang janda asal Kampung Marukure, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur

MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Tina, seorang janda asal Kampung Marukure, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, menjalani hidup penuh tantangan setelah ditinggalkan anaknya yang merantau sejak 14 tahun lalu. Hidupnya yang dulu dipenuhi tawa kini berganti dengan kesunyian dan keterbatasan ekonomi. Setiap harinya, Tina berjuang keras untuk bertahan hidup dari apa yang tersisa di sekelilingnya.

Salah seorang warga desa, Maria Herlina Sutanti, menjelaskan kondisi memprihatinkan Tina. Menurutnya, Tina tinggal di sebuah pondok bambu yang sederhana dan jauh dari tetangga. “Dia sering hanya mengandalkan ubi sebagai makanan pokok. Jika beruntung, dia bisa makan nasi. Namun, kehidupan ekonominya sangat sulit sehingga banyak kebutuhan dasarnya tak terpenuhi,” ungkap Maria saat diwawancarai oleh Media Exposetimur.com pada Kamis malam, 24 Oktober 2024.

Tina sendiri mengakui bahwa hidupnya penuh keterbatasan. Tanpa pekerjaan tetap, ia mengandalkan pertanian kecil di sekitar rumah, yang hasilnya sering kali tidak mencukupi. “Saya bertahan dari hasil kebun seadanya, tetapi kadang itu pun tidak cukup. Setiap hari saya tidur di atas tikar dengan lampu pelita, tanpa listrik,” tutur Tina. Letak pondoknya yang terpencil, sekitar dua kilometer dari tetangga terdekat, menambah kesan isolasi dalam hidupnya.

Sejak anaknya pergi, kesepian tak pernah lepas dari hidup Tina. Namun, di balik semua itu, ia tetap menaruh harapan besar. “Saya berharap suatu hari anak saya kembali, membawa kebahagiaan dan harapan baru dalam hidup saya,” ujarnya penuh harap.

Di tengah keterbatasan, Tina tidak menyerah. Setiap hari ia mengurus kebunnya dengan harapan dapat memperoleh hasil yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhannya. Meski begitu, Tina tak sepenuhnya sendiri. Warga sekitar terkadang memberikan bantuan berupa makanan dan sayuran. “Bantuan dari tetangga memang tidak selalu mencukupi, tetapi rasa empati dan solidaritas yang mereka tunjukkan sangat berarti bagi saya,” ucap Tina penuh syukur.

Kisah perjuangan Tina mencerminkan ketangguhan hidup di tengah keterbatasan. Solidaritas masyarakat sekitar menjadi penyokong utama yang memberinya kekuatan untuk terus bertahan. Tina berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan para dermawan untuk membantu memperbaiki kehidupannya, sehingga ia bisa menjalani hari-harinya dengan lebih baik.

Kisah Tina ini menjadi pengingat akan kerasnya kehidupan bagi sebagian orang. Pentingnya kepedulian dan solidaritas sosial dalam membantu mereka yang kurang beruntung menjadi pesan utama dari perjuangan Tina.

Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *