MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan di Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp4,19 miliar pada tahun 2023, mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Pasalnya, pembangunan ini berjalan lambat dan tidak merata, membuat banyak warga kecewa karena aliran air yang diharapkan tak kunjung sampai ke rumah mereka.
Proyek yang mencakup Desa Lengko Namut, Haju Ngendong, dan Wae Lokom ini dikerjakan oleh CV Budi Bakti, dengan kontrak kerja dimulai pada 22 Juli 2023. Meski dirancang untuk meningkatkan akses air bersih, kenyataan di lapangan menunjukkan banyak hambatan, mulai dari distribusi air yang tidak optimal hingga minimnya komunikasi dengan masyarakat.
Kekecewaan Warga: Air Tak Mengalir Seperti Janji
Keluhan datang dari sejumlah warga, termasuk LTI, penduduk Desa Lengko Namut. Dalam keterangannya, LTI menyatakan bahwa warga sangat berharap pembangunan ini mampu menyelesaikan permasalahan air bersih.
“Sejak proyek dimulai, kami yakin bahwa air akan mengalir ke rumah kami. Tapi hingga kini, banyak dari kami belum menikmati aliran air yang lancar. Bahkan di beberapa wilayah, air tidak pernah mengalir sama sekali,” ujarnya penuh kekecewaan, Senin (25/11/2024).
Selain warga Desa Lengko Namut, Desa Haju Ngendong dan Wae Lokom juga menghadapi masalah serupa. Bahkan fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas masih kesulitan mendapatkan air bersih.
Proyek Besar dengan Hasil Minim: Warga Pertanyakan Transparansi
Proyek dengan anggaran lebih dari Rp 4 miliar ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Warga mempertanyakan mengapa proyek yang didanai besar ini tidak menunjukkan progres yang signifikan. Selain itu, kualitas pekerjaan kontraktor menjadi sorotan utama.
“Kami heran, dengan dana sebesar itu, kenapa distribusi air tidak merata? Sampai sekarang kami tidak tahu apa kendalanya,” ujar salah seorang warga Desa Haju Ngendong.
Minimnya komunikasi antara kontraktor, pemerintah, dan masyarakat menambah keresahan warga. Tidak adanya penjelasan resmi mengenai kendala proyek ini semakin memperbesar kekecewaan masyarakat.
Desakan Warga kepada Dinas PUPR
Masyarakat mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur untuk segera mengambil tindakan. Mereka meminta agar masalah ini segera ditangani dan proyek bisa rampung sesuai harapan.
“Kami sangat membutuhkan air bersih. Proyek ini seharusnya membawa solusi, tetapi justru menjadi masalah baru. Kami minta pemerintah segera turun tangan,” desak LTI, warga Desa Lengko Namut.
Tuntutan Transparansi dan Solusi
Tokoh masyarakat setempat meminta pemerintah lebih transparan dalam mengelola proyek serupa di masa depan. Mereka menginginkan pengawasan yang lebih ketat, mulai dari perencanaan hingga implementasi, agar pembangunan benar-benar memberikan manfaat nyata.
“Proyek seperti ini penting untuk kehidupan kami. Kami harap pemerintah belajar dari pengalaman ini dan lebih melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat.
Harapan Masyarakat
Dengan meningkatnya kebutuhan air bersih di Kecamatan Elar, masyarakat berharap proyek SPAM ini dapat segera diselesaikan dengan kualitas yang memadai. Mereka juga menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan pemeliharaan infrastruktur di masa mendatang.
Pengawasan dan keterlibatan warga dianggap menjadi kunci utama keberhasilan proyek serupa. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat, diharapkan persoalan air bersih ini tidak lagi menjadi kendala bagi warga di wilayah Kecamatan Elar.
Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi