Luwu Timur — Dalam hitungan jam setelah kisahnya menyentuh ruang publik, Son Heriyanto, seorang buruh pemanjat kelapa asal Desa Sumbermakmur, Kecamatan Kalaena, akhirnya mendapatkan titik terang. Setelah dua tahun terbaring lemah karena komplikasi penyakit, ia kini dirawat secara intensif di RSUD I Lagaligo, Sabtu (5/7/2025).
Kondisi Son yang selama ini hanya bisa terbaring, tanpa kursi roda dan akses medis memadai, menjadi sorotan publik usai kisahnya beredar di media sosial dan lokal. Merespons cepat, Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, langsung menginstruksikan Dinas Sosial untuk turun tangan, memastikan bahwa warga seperti Son tidak terabaikan.
Dinas Sosial Luwu Timur melalui perwakilannya, Rehdaya dan Asfirawati dari bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos), bergerak cepat mengunjungi kediaman Son. Dalam misi kemanusiaan tersebut, mereka didampingi Srikandi Pemuda Pancasila Lutim, yang diwakili oleh Ketua Megawati Santoso, Ketua Srikandi Kalaena Putri, dan Humas Hasriani Lukman. Turut hadir pula Babinsa Desa Sumbermakmur, Kopda Gulbuddin Akbar, menambah kekuatan moril dan kebersamaan.
Di tengah rumah sederhana itu, sembako diserahkan, kursi roda dijanjikan, dan yang paling penting, proses rujukan medis segera difasilitasi hingga Son dirawat di RSUD I Lagaligo.
> “Kami akan kawal prosesnya sampai Pak Son benar-benar mendapat perawatan maksimal,” ucap Rehdaya, penuh empati.
Istri Son, Suratmi, hanya bisa menunduk haru. Baginya, bantuan ini lebih dari sekadar materi. Ini adalah harapan yang sempat pudar namun kini menyala kembali.
> “Terima kasih kepada semua pihak. Semoga suami saya cepat sembuh,” ungkap Suratmi, lirih sambil menahan air mata.
Namun, di balik rasa syukur itu, ada nada kecewa yang tak bisa disembunyikan. Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Lutim, Megawati Santoso, menyayangkan absennya pemerintah desa dan kecamatan dalam kunjungan ini.
> “Situasi seperti ini seharusnya melibatkan semua unsur pemerintahan terdekat. Bahkan kepala puskesmas pun tidak hadir, hanya mengutus petugas dari Pustu. Ini sangat disayangkan,” tegasnya.
Meski begitu, semangat gotong royong dari elemen masyarakat dan respons cepat Pemkab Lutim patut diapresiasi. Kisah Son Heriyanto bukan hanya soal satu orang yang sakit. Ini adalah potret tentang bagaimana negara hadir, masyarakat peduli, dan kemanusiaan tetap hidup di antara kita.
Kini, Son tengah menjalani perawatan, dan semoga kisahnya menjadi pengingat bahwa kepedulian yang disertai aksi nyata adalah penyembuh pertama bagi luka sosial di sekitar kita. (rils rhj/ikp-humas/kominfo-sp)