MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Di pelosok Kampung Ajang, Desa Golo Rentung, Kecamatan Lamba Leda, hidup pasangan Margareta Emal dan Blasius Human yang tinggal di sebuah rumah sederhana berdinding bambu dan berlantai tanah. Rumah ini menjadi saksi bisu perjuangan mereka menghadapi kerasnya hidup dengan penuh rasa syukur meskipun dalam keterbatasan.
Setiap sudut rumah mencerminkan kesederhanaan hidup mereka. Tempat tidur berupa bilah bambu beralaskan tikar plastik menjadi tempat istirahat sehari-hari setelah bekerja keras di ladang. Kehidupan tanpa fasilitas seperti listrik PLN yang sudah dimiliki sebagian tetangga, membuat mereka bergantung pada lampu pelita untuk penerangan malam hari.
Blasius, kepala keluarga, mengaku khawatir setiap kali musim hujan tiba. “Rumah kami sering tidak mampu menahan angin dan hujan deras. Tapi kami bersyukur masih ada tempat berteduh,” ungkapnya pada Sabtu, 23 November 2024, kepada wartawan Exposetimur.com.
Keseharian Penuh Perjuangan
Margareta dan Blasius mengandalkan penghidupan dari bertani di ladang. Setiap hari, mereka berangkat sebelum matahari terbit untuk memastikan kebutuhan keluarga tetap terpenuhi. Margareta, selain membantu Blasius, juga mengurus rumah tangga dengan penuh ketabahan.
“Kami tahu keadaan ini sulit, tapi kami percaya kerja keras dan doa akan membawa perubahan,” ujar Margareta dengan nada optimis.
Keluarga ini berharap agar pemerintah atau pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih, terutama untuk menyediakan rumah layak huni yang dapat melindungi mereka dari cuaca ekstrem.
Harapan untuk Masa Depan
Kisah Margareta dan Blasius adalah cerminan dari perjuangan warga di pelosok Manggarai Timur yang hidup dalam keterbatasan, namun tetap menjaga harapan. Diharapkan, program-program seperti perbaikan rumah tidak layak huni dan pemberdayaan ekonomi dapat menjadi solusi nyata untuk membantu mereka dan keluarga lainnya.
Kesederhanaan yang Menginspirasi
Kehidupan mereka menjadi pelajaran bagi kita semua tentang keteguhan, cinta, dan rasa syukur yang tak lekang oleh waktu. Semangat mereka patut dijadikan inspirasi, bahwa dalam keterbatasan sekalipun, manusia mampu bertahan dengan keteguhan hati.
Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi