Luwu Timur, 10 Juli 2025 — Komitmen Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam menghadirkan layanan kesehatan berkualitas kembali ditegaskan melalui rencana percepatan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kecamatan Malili. Proyek yang telah lama dinantikan itu ditargetkan mulai konstruksi pada 2026 dan rampung pada 2027.
Langkah awal diawali dengan rapat ekspos feasibility study (FS) yang dipimpin langsung Bupati Lutim, H. Irwan Bachri Syam, didampingi Wakil Bupati Hj. Puspawati Husler. Rapat yang berlangsung di Kantor Bupati ini dihadiri jajaran legislatif, pimpinan OPD, Direktur RSUD I Lagaligo, serta sejumlah kepala puskesmas.
“Ini bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat yang selama ini harus dirujuk ke Parepare bahkan Makassar. Malili sebagai ibu kota harus punya layanan kesehatan yang lengkap dan representatif,” tegas Irwan.
Menurutnya, pembangunan RSUD Malili telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 yang baru saja disahkan DPRD, dan menjadi program strategis yang akan dikawal penuh.
Bangun Berdasarkan Data, Rancang Sesuai Kebutuhan
Dalam pemaparannya, konsultan manajemen rumah sakit Syahrir A. Pasinringi menyebutkan bahwa desain rumah sakit harus menjawab realitas penyakit dominan di Luwu Timur seperti ISPA, hipertensi, dan diare.
“Perencanaan berbasis data itu mutlak. Termasuk kebutuhan dokter spesialis, tata letak layanan, dan kelengkapan unit-unit strategis. Harus dirancang oleh arsitek profesional, sederhana tapi fungsional,” ujar Syahrir.
Ia juga menekankan pentingnya merancang fasilitas sesuai standar nasional dengan mengutamakan efisiensi pelayanan pasien.
Proyek Strategis, Dukung Kolaborasi Multi Pihak
Bupati Irwan menyampaikan bahwa rencana besar ini tidak berdiri sendiri, melainkan didukung lintas sektor, termasuk peluang kerja sama dengan pihak swasta seperti PT Vale Indonesia yang telah membuka ruang sinergi dalam sektor kesehatan dan pembangunan.
“Infrastruktur kesehatan bukan hanya urusan pemerintah. Dunia usaha juga harus ambil bagian. Kita butuh sinergi agar pembangunan ini berkelanjutan dan tidak setengah jalan,” ujar Bupati.
Ia menargetkan dokumen teknis rampung tahun ini, dan konstruksi fisik dimulai awal 2026 agar rumah sakit modern itu bisa beroperasi maksimal pada 2027.
Dari Mimpi Jadi Prioritas
Pembangunan RSUD Malili disebut sebagai mimpi lama yang kini menjadi prioritas nyata. Tak hanya memenuhi janji politik, namun juga sebagai kebutuhan fundamental dalam pemerataan pelayanan publik.
“Kami tidak ingin masyarakat menunggu lebih lama. RSUD Malili akan menjadi tonggak penting transformasi layanan kesehatan di Luwu Timur,” tutup Irwan. (Rils fir/ikp-humas/kominfo-sp)