Budaya  

Tasman Ambar Desak Pemda Menentukan Skenario Kebijakan Ziarah Kubur Masyarakat Adat Kajang

Tasman Ambar

BULUKUMBA_Exposetimur.com. Politisi Muda Tasman Ambar Mendesak Pemda Bulukumba Segera Menentukan dan Mensosialisasikan Skenario Kebijakan Ziarah Kubur Masyarakat Adat Kajang

Imbas covid 19 yang terus bertambah jumlahnya tak terkecuali di Bulukumba. Per 5 Mei 2020 di konfirmasi 12.071 positif, 2.197 sembuh dan 872 orang meninggal. Untuk Bulukumba sendiri per 1 Mei 2020 di konfirmasi sudah mencapai 5 orang yang positif.

Melihat situasi perkembangan covid 19 tersebut, Tasman Ambar mendesak pemerintah daerah kabupaten bulukumba untuk segera menentukan skenario kebijakan yang akan di berlakukan pada saat ziarah kubur khusus masyarakat adat Kajang yang akan berlangsung pada 23 Ramadhan mendatang.

“Ziarah kubur pada 23 Ramadhan bagi masyarakat adat kajang ialah hal yang di anggap sangat penting dan merupakan kegiatan tahunan yang selalu di tunggu dengan antusias oleh masyarakat. Biasanya melibatkan puluhan ribu orang pada hari itu datang ziarah kubur khususnya kuburan yang ada di Dusun Luraya, Dusun Benteng Desa Tanah Towa dan beberapa kuburan yang ada dalam wilayah kecamatan Kajang.” tutur Tasman Ambar

Ziarah kubur bagi masyarakat adat Kajang ialah hal yang di anggap penting bahkan wajib hukumnya dengan prosesi secara adat dan berbeda dengan prosesi ziarah kubur yang umumnya orang lakukan. Bahkan moment ziarah kubur tersebut ialah moment yang sangat di tunggu oleh masyarakat. Tak heran jika menjelang waktu pelaksanaannya masyarakat khususnya yang berdomisili di Kajang mulai berbondong-bondong mudik ke kampung halaman. Sehingga dapat di pastikan pada saat pelaksanaannya nanti akan terjadi keramaian.

“Ini tidak bisa di anggap main-main, mengingat Bulukumba juga sudah zona merah kasus Covid-19. Wajib dan harus segera menentukan dan mensosialisasikan skenario yang akan di lakukan pada saat pelaksanaan ziarah kubur. Pun tidak mungkin meniadakan, maka wajib ada skenario yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab ini melibatkan puluhan ribu orang, kita tentu tidak ingin hal yang di inginkan terjadi.” tambahnya.

Tidak bisa di pungkiri, bahwa Covid-19 benar-benar menghantam seluruh sektor kehidupan tak terkecuali upacara-upacara adat yang melibatkan banyak orang. Itulah sebabnya mengapa pemerintah di tuntut bijak dan cerdas menyikapi dan menentukan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada percepatan pemutusan mata rantai penularan Covid-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *