Bulukumba — Suasana haru dan penuh kepedulian menyelimuti Aula Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bulukumpa, Rabu (9/7/2025), saat Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan menggelar sosialisasi dan penyaluran bantuan kepada anak-anak yatim dan penyandang disabilitas dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Bulukumpa.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program nasional Kementerian Agama Republik Indonesia, yang dikategorikan sebagai program “Lebaran Anak Yatim dan Difabel” setiap bulan Muharram. Sejak diluncurkan pada 2023, program ini terbukti memberikan manfaat nyata bagi kelompok rentan, sehingga terus dilanjutkan hingga kini.
Acara yang berlangsung sederhana namun sarat makna ini dihadiri oleh Kepala Seksi Penyelenggara Syariah Kemenag Bulukumba, Muh. Ramli, S.Ag., MM, Kepala KUA Bulukumpa, Ahmad Ridha, S.Ag., MH, para penyuluh agama, staf KUA, serta para penerima bantuan dan perwakilan keluarga.
Dalam keterangannya, Muh. Ramli menegaskan bahwa program ini bukan hanya simbol belas kasih, tetapi wujud nyata komitmen Kemenag dalam mendorong pemerataan zakat kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
“Kami berharap program ini terus berkembang. Jumlah penerima harus bertambah di tahun-tahun mendatang, dan itu hanya bisa dilakukan jika data valid kita miliki. Untuk itu, kami mengajak para penyuluh agar lebih aktif turun ke lapangan mendata langsung,” tutur Ramli.
Bantuan berupa uang tunai dan paket sembako diberikan kepada anak-anak yatim dan difabel dari berbagai desa yang telah terverifikasi. Momen ini tidak hanya menjadi perwujudan tanggung jawab sosial, tetapi juga meneguhkan semangat Muharram sebagai bulan kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang berada dalam lingkaran keterbatasan.
Sementara itu, Kepala KUA Kecamatan Bulukumpa, Ahmad Ridha, dalam pernyataannya menyebut bahwa program ini adalah wujud ibadah sosial yang harus terus digaungkan. Selain membantu masyarakat secara langsung, inisiatif ini juga menanamkan nilai kepedulian sosial dalam praktik keagamaan.
“Ini bukan hanya tentang penyaluran zakat, tapi juga bagian dari pendidikan sosial kita. Anak yatim dan difabel berhak mendapat tempat terbaik dalam perhatian kita. Semoga program ini terus mengalami peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun jangkauan,” ujar Ahmad Ridha.
Beliau juga menekankan kepada para penyuluh agama untuk aktif menyosialisasikan program ini di seluruh desa yang ada di Kecamatan Bulukumpa, agar data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan.
Dengan kolaborasi antara UPZ, penyuluh, dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi gerakan sosial-keagamaan yang terus tumbuh dan menjangkau lebih luas, memperkuat jalinan kasih sayang antarumat dan memuliakan mereka yang kerap terpinggirkan. (red)