Normalisasi Sungai Matakali Rampung, Warga Matakali Bernafas Lega

Dok tim

POLMAN, exposetimur.com – Warga Kelurahan Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), kini dapat bernafas lega setelah normalisasi Sungai Matakali resmi dimulai pada Rabu (22/1/2025).

Proyek ini dikerjakan langsung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi 5 Mamuju menggunakan dua alat berat, yakni Excavator PC 200 dan alat Amfibi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya antisipasi sekaligus menyelamatkan permukiman warga serta mata pencaharian yang terdampak banjir akibat pendangkalan sungai.

Tokoh masyarakat Kelurahan Matakali, Zainal Abidin, mengungkapkan rasa syukurnya atas dimulainya normalisasi sungai ini. Menurutnya, perjuangan masyarakat untuk proyek ini telah berlangsung sejak enam tahun lalu, namun baru terealisasi pada tahun 2025.

“Normalisasi Sungai Matakali menyelamatkan kebun seluas 30 hektare, sawah 285 hektare, dan tambak 250 hektare. Selain itu, empat desa yang sering terdampak banjir kini bisa bernapas lega,” ujar Zainal.

Ia menjelaskan bahwa pendangkalan akibat sedimentasi kerap menyebabkan luapan sungai, terutama saat musim hujan, hingga merendam permukiman warga.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Rangga Ardiansah, SH ST, menyebutkan bahwa pekerjaan normalisasi sungai ini ditargetkan selesai dalam waktu satu bulan. Pihaknya mengerahkan dua alat berat yang dianggap cukup untuk mendukung proses pengerjaan di lapangan sepanjang 10 kilometer.

“Normalisasi Sungai Matakali ini menggunakan anggaran dari alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025. Nilai kegiatan masih dalam proses audit oleh BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR, dan akan disesuaikan dengan volume pekerjaan,” jelas Rangga.

Diketahui sebelumnya, luapan Sungai Matakali menyebabkan banjir besar pada Minggu (22/12/2024), dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Banjir tersebut menggenangi rumah warga dan lahan produktif, sehingga merugikan masyarakat setempat. (Sn)

Baca Juga :   Masyarakat Adat Poco Leok Tolak Proyek Geotermal, Unjuk Rasa Berakhir Ricuh: Dugaan Kekerasan oleh Aparat Mencuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *