MAKASSAR, EXPOSETIMUR.com – Salah satu bakal calon kandidat pemilihan wali kota Makassar, Julia Putri Noor tetap optimis maju mewakili suara perempuan pada khususnya. Sosok perempuan pemerhati pendidikan dan sosial ini tetap rutin komunikasi politik di pusat agar di usung partai politik di tengah pertarungan beberapa kandidat memperebutkan rekomendasi.
Dengan relasi dan konektivitas yang luas di pusat serta sebagai pengurus dan kader beberapa lembaga tingkat DPP bagi Julia ialah modal besar sebagai potensi agar partai politik melirik dan mempertimbangkan hal tersebut yang pada akhirnya akan diusung sebagai salah satu kandidat yang akan bertarung.
Menyoal posisi 01 atau 02 dan berpasangan dengan siapa, Julia menyerahkan sepenuhnya kepada partai, baginya 01 dan 02 serta berpasangan dengan siapapun bukan masalah yang terpenting niat tulusnya mengabdi untuk Makassar terwujud agar segala cita dan harapan untuk Makassar yang lebih baik mudah di realisasikan, demikian disampaikan Julia Rabu (11/03/2020).
“Saya berharap kepada seluruh tim Julia Mo Nakke tetap optimis, semuanya masih dinamis dan kesempatan masih terbuka lebar. Pun hari ini belum ada kandidat yang pasti begitupun pasangannya. Ini hanya persoalan konsistensi dalam perjuangan bukan sebatas ceremonial belaka. Sebab ada harapan besar masyarakat Makassar khususnya kaum hawa yang wajib hukumnya di perjuangkan.” tegas Julia Putri Noor di posko nya Jl. Urip Sumiharjo Makassar.
Di tengah konstalasi politik yang terus berubah-ubah, Julia optimis detik-detik terakhir akan menjadi penentu dan akan ada kandidat perempuan yang bertarung. Di tambah lagi dengan semakin dewasanya masyarakat dalam memaknai demokrasi sangat mungkin mayoritas masyarakat sudah mampu memahami kebutuhan dan kandidat yang pantas menuntaskan kebutuhan tersebut. Demikianlah mengapa masyarakat menginginkan wajah baru pemimpin Makassar demi keberlanjutan yang lebih baik.
“Saya tidak akan pernah berhenti menyuarakan kebenaran agar demokrasi tidak berakhir dengan sia-sia. Dan saya percaya tidak ada perjuangan untuk keadilan yang sia-sia.” tutup Julia Putri Noor.
(red)