Berita  

Ini Sosok Ketua Umum Masjid Besar Fathul Yakin Tanah Beru 2023-2026

Bulukumba, exposetimur.com | Camat Bonto Bahari Andi Syamsir Achyar Patunru mendemisioner kepengurusan masjid besar Fathul Yaqin Tanahberu 2016 – 2019 setelah laporan kinerja dan keuangan diterima oleh seluruh undangan dan jamaah yang hadir. Jumat, (02/01/23).

“Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim kami mendemisioner kepengurusan masjid besar Fathul Yaqin Tanahberu periode 2016 – 2019 secara resmi,” kata Karaeng Gau sapaan akrab Camat Bontobahari ini.

Sekedar diketahui kepengurusan yang didemisioner dibawah kepemimpinan Jamaluddin Wahab dan H. Suwardi alias H. Kardi selaku ketua dan wakil Ketua.

Selanjutnya dilakukanlah pemilihan ketua umum. Adapun rangkaiannya terlebih dahulu pembacaan syarat menjadi Ketum dan tata tertib dan kesepakatan calon ketum yang akan dipilih.

Kepala KUA Bontobahari H Amri Syam mengatakan, Alhamdulillah pemilihan kali ini dilakukan secara terbuka dan demokratis.

Alhasil kata H. Amri, ditetapkan saudara Darman, S.Ag menjadi ketua umum yang baru untuk periode 2023 – 2026 setelah mengantongi suara terbanyak sebanyak 42 suara dari total pemilih 65 orang.

“Ia unggul dari 2 kandidat lainnya, semoga amanah dalam menjalankan tugas. Aamiin” terangnya.

Sebelum kegiatan dimulai Halim Amsur selaku Penyuluh Agama KUA Bontobahari untuk wilayah Kelurahan Tanahberu melakukan sosialisasi manajemen Pembinaan masjid berdasarkan SK Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI nomor DJ.II/802/2014 khususnya pada poin Masjid Besar sebagai masjid kecamatan.

Sementara diakhir kegiatan, Halim Amsur kembali memperkuat dan memperjelas khususnya 2 poin syarat khusus pemilihan calon ketua umum yang telah dibacakan sebelumnya ketua panitia pemilihan Pirmansyah.

Pertama, kata Halim bersiap dan bersikap sebagai pelayan bukan bersikap mau dilayani. Karena sejatinya pengurus masjid itu adalah pelayan dan pembantu di rumah Allah SWT.

Kedua, Halim melanjutkan, bersedia menjadikan masjid Besar Fathul Yaqin Tanahberu sebagai masjid peradaban.

Tetapi Halim mengunci, ini berat dilakukan jika tidak 1 frekuensi. Sekarang bukan zamannya kompetisi tetapi kolaborasi.

“Maka tugas pertama pengurus yang baru ini setelah defensif nanti, membangun kesamaan persepsi diantara pengurus yang telah dipilih, Itu penting,” kata Halim.

Menurutnya, Keberadaan masjid sebagai tempat ibadah memiliki fungsi sentral dan salah satu perwujudan aspirasi umat Islam. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perlu pengelolaan yang baik, pengelolaan fisik masjid maupun pengelolaan kegiatannya.

Nah, berbicara tentang masjid peradaban sederhananya kata Halim, masjid yang ramah tamu, bukan hanya saat waktu shalat tetapi sebelum dan sesudah shalat.

Tidak membuat tamu (Allah) menjadi sakit hati hanya karena ingin istirahat, lalu salah seorang pengurus mulai memberi kode bahwa masjid akan segera ditutup dan dikunci. Itu bikin sakit. Loh kan ini rumah Allah, yah bikin nyamanlah tamu Allah, ada pun siapa yang akan melayaninya secara tekhnis akan diatur oleh pengurus itu sendiri. Itu pertama.

Baca Juga :   Dikuasai Sejak 1975, Advokat Ini Kembalikan Lahan Milik Warga Pangkep

Kedua jelas Halim, menjadi masjid yang ramah anak. Anak anak itu dunianya bermain. Enteng sekali memarahi anak-anak di masjid. Itu perlu dikerjasamakan dan dikompromikan.

“Yang fatal lagi kalau ada pengurus yang melarang anak-anak bertengkar, sementara tak sadar justru ada pengurus yang bertengkar karena masing-masing ngotot akan sebuah program. Kita berlindung kepada Allah akan seperti ini,” tegasnya.

Ketiga, menjadi pusat kegiatan. Saldo masjid tidak sekedar membiayai operasional ibadah dan dakwah saja, tetapi semua seksi-seksi punya porsi anggaran untuk berkegiatan.

Maka bisa dicek, kalau dalam sepekan itu ada pengeluarannya berarti ada kegiatan dari seksi tersebut.

Dan orang – orang baik itu juga akan senang berinfaq, menyumbang ketika melihat kegiatan terus bergerak.

Bahkan masjid bisa lakukan, membantu dan perberdayaan orang dhuafa yang ada disekitar masjid, apakah membantu secara langsung atau memberikan modal usaha yang nantinya akan menjadi donatur untuk masjid jika usahanya berhasil.

Keempat kata Halim, menjadi pusat pendidikan, ada TPQ, ada perpustakaan, ada majelis taklim, ada pembinaan Tahsin Al Qur’an dan kegiatan menghafal Al Qur’an sehingga masjid ini nampak hidup, karena kegiatan tidak hanya ketika waktu shalat datang.

Kelima, berbasis media sosial, informasi terkait masjid bisa di update dan diketahui dari akun medsos yang dimiliki masjid seperti Facebook atau Instagram.

Mulai dari pamflet khatib Jumat, pamflet pengajian rutin bahkan sampai pada pengumuman saldo masjid ada di medsos.

Keenam, ada pengajian rutin, kalau terlalu lama 1 kali per bulan, maka bagus kalau 1 kali sepekan.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kapolsek Bontobahari, Ketua MUI Bontobahari, Ketua Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Bontobahari, ketua DPK BKPRMI Bontobahari dan Lurah Tanahberu.(Alfian Salassa)

Penulis: RedEditor: Tim Expose Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *