Solar Subsidi Kosong Sebulan, Petani dan Nelayan Pota Terpuruk: PPI Sambi Rampas Tuntut Solusi Cepat

SPBU Pota, Kecamatan Sambi Rampas

MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Warga Pota di Kecamatan Sambi Rampas kini tengah menghadapi krisis akibat kelangkaan solar subsidi yang sudah berlangsung selama hampir satu bulan. Situasi ini berdampak besar pada sektor-sektor utama seperti pertanian, perikanan, transportasi, hingga pekerjaan kayu, yang semuanya sangat bergantung pada bahan bakar solar subsidi.

Hasil investigasi dari Persatuan Pemuda Islam (PPI) Sambi Rampas mengungkapkan bahwa kelangkaan tersebut disebabkan oleh pemblokiran barcode MyPertamina untuk solar subsidi oleh Pertamina Pusat. Namun, penjelasan ini dinilai tidak memuaskan masyarakat yang sudah terpuruk.

“Pihak SPBU Pota menyampaikan bahwa pemblokiran barcode MyPertamina adalah alasan utama kelangkaan solar. Namun, masyarakat membutuhkan solusi segera,” ungkap Julfirlan dari PPI Sambi Rampas pada Senin, 14 Oktober 2024.

Petani dan nelayan menjadi kelompok yang paling terdampak. Para petani mengeluh karena tidak dapat mengairi lahan pertanian mereka, sementara nelayan tidak bisa melaut. Kondisi ini memaksa mereka membeli solar eceran dengan harga tinggi, yakni Rp 65.000 per jeriken lima liter, yang semakin menambah beban ekonomi.

Ketua Bidang Advokasi Hukum dan HAM PPI Sambi Rampas, Al Farianto, mendesak pemerintah daerah, khususnya Kabag Ekbang Migas, Kapolres Manggarai Timur, dan DPRD Manggarai Timur untuk segera mencari solusi. Jika masalah ini terus berlarut, PPI mengancam akan menggelar aksi protes besar-besaran seperti yang pernah terjadi pada 2022, yang berujung pada penyegelan SPBU Pota.

“Kami siap melakukan konsolidasi besar untuk aksi jilid II jika tidak ada solusi cepat. Warga sudah sangat dirugikan,” tegas Al Farianto.

Sementara itu, pengelola SPBU Pota menyatakan bahwa pihak mereka sudah memenuhi semua persyaratan yang diminta Pertamina. Mereka kini menunggu keputusan dari Pertamina Pusat untuk membuka blokir barcode.

“Kami sudah melengkapi semua persyaratan, sekarang tinggal menunggu Pertamina Pusat membuka blokir. Hingga kini, belum ada informasi lebih lanjut,” ujar pengelola SPBU pada Senin, 14 Oktober 2024.

Dikonfirmasi terpisah, SBM Rayon III NTT mengungkapkan bahwa masalah terletak pada proses instalasi digitalisasi perangkat di SPBU. “Proses instalasi digitalisasi perangkat SPBU masih berlangsung,” jelas SBM Rayon III melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 12 Oktober 2024.

Namun, ketika ditanya mengapa hanya solar subsidi yang terganggu sementara BBM jenis Pertalite masih tersedia, pihak SBM Rayon III belum memberikan klarifikasi lebih lanjut.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pertamina Pusat terkait pemblokiran barcode MyPertamina di SPBU Pota.

Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *