GOWA,EXPOSETIMUR.COM _ Ada hal yang menarik ketika buku “Kepada Jauh yang Dekat” dilaunchingkan dan didiskusikan pada 28 Desember di Aula FEBI UIN Alauddin Makassar kemarin. Syamsul Arief Galib mengawali diskusi dengan menyebut jika buku tersebut tidak semata-mata bentuk penuangan gagasan oleh Arief Balla, penulisnya. Namun, salah satu tujuan utama lainnya untuk membiayai konferensi yang akan diikutinya. Konferensi yang dimaksud adalah American Association for Applied Linguistics. Sebuah konferensi top dan prestisius di bidang Linguistik yang diadakan tiap tahun.
Arief Balla akan tampil sebagai presenter bersama koleganya Khalid Ali (Arab Saudi) untuk mempresentasikan penelitian mereka berjudul “Indonesian Speakers’ Covert and Overt Attitudes toward Arabic Loanwords in Indonesian “. Penelitian ini melihat ideologi bahasa orang Indonesia terhadap Bahasa Arab yang merupakan salah satu bahasa yang paling banyak diserap dalam bahasa Indonesia, sekaligus bahasa yang digunakan Al-Quran, kitab suci umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia.
Terpilihnya paper atau penelitian tersebut melalui proses seleksi yang sangat ketat. Ada lebih 2000 proposal yang masuk ke panitia dan hanya beberapa di antaranya yang diterima setelah melalui proses penilaian yang ketat dari para ahli di bidang Linguistik. Penelitian ini dianggap baru dan menawarkan sumbangsih besar terhadap kajian kebahasaan dunia khususnya Indonesia.
Arief Balla akan dijadwalkan mempresentasikan penelitiannya bersama Khalid akhir Maret 2020. Arief akan tampil bersama para akademisi dan seluruh dunia selama empat hari di Denver, Colorado
Sayangnya, Arief Balla terancam tidak dapat mengikuti konferensi dan batal mempresentasikan penelitiannya karena terkendala biayai. Jarak Makassar-Colorado adalah jarak yang jauh dan membutuhkan biaya tiket yang cukup mahal baginya.
Untuk membantu biayanya, ia mencoba untuk menerbitkan buku yang dibiayai sendirinya berjudul “Kepada Jauh yang Dekat”. Buku tentang pengalamannya ketika kuliah di Illinois, Amerika Serikat. Meski ia tidak berharap banyak dari keuntungan buku yang tidak terlalu populer di kalangan masyarakat.
Arief Balla berharap dapat menemukan sponsor yang bersedia membantunya sehingga dapat berangkat mewakili Indonesia dan mempresentasikan hasil penelitiannya di hadapan para profesor, akademisi, dan mahasiswa dari seluruh dunia.
(Ril)
