Manggarai Timur,exposetimur.com – Krisis air bersih yang telah berlangsung selama satu dekade di Desa Benteng Rampas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, menjadi potret menyedihkan akan ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Meski sumber air tersedia, berbagai hambatan seperti sengketa lahan dan perbedaan politik membuat akses terhadap air bersih menjadi sulit bagi warga.
Naf Darot, salah satu tokoh masyarakat, dalam keterangannya kepada Exposetimur.com, mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi ini. Ia menyayangkan minimnya perhatian dari pemerintah, baik di tingkat desa, kabupaten, hingga pusat. “Masalah ini sudah lama terjadi, namun pemerintah seolah menutup mata,” ungkapnya. Sabtu (21/09).
Krisis ini diperparah oleh proyek pipa air bersih yang gagal di masa kepemimpinan kepala desa sebelumnya. Proyek tersebut semestinya menjadi solusi bagi masyarakat, namun tak kunjung tuntas dan malah memicu konflik politik yang memecah belah komunitas setempat.
Ketika dikonfirmasi mengenai upaya penyelesaian krisis ini, kepala desa yang saat ini menjabat menolak memberikan komentar. Sikap bungkam ini mengisyaratkan adanya tekanan politik atau ketidakmampuan dalam menangani masalah yang telah berlarut-larut tersebut.
Selain konflik lahan yang belum terselesaikan, infrastruktur yang rusak turut memperpanjang penderitaan warga. Jika masalah ini tidak segera diatasi dengan pendekatan yang menyeluruh, krisis air bersih di Desa Benteng Rampas akan terus berlanjut, menambah beban hidup masyarakat.
Pemerintah pusat, provinsi, hingga pemerintah desa diharapkan dapat bekerja sama dalam menyelesaikan sengketa lahan dan memperbaiki sistem distribusi air bersih. Kolaborasi antara berbagai pihak ini menjadi solusi mendesak guna memastikan akses yang merata terhadap air bersih bagi masyarakat Desa Benteng Rampas.
Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi