MANGGARAI BARAT, exposetimur.com – Warga Desa Tehong, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat, hingga kini masih harus bergelut dengan kondisi jalan yang rusak parah. Berbeda dengan desa-desa tetangga yang sudah menikmati perbaikan infrastruktur, akses jalan utama dari Desa Tehong menuju Desa Waning, pusat kecamatan, masih sangat memprihatinkan. Hal ini diungkapkan oleh Bastian Opang, warga Desa Tehong, dalam wawancara dengan Exposetimur.com pada Kamis malam, 10 Oktober 2024.
“Kondisi jalan dari Desa Tehong menuju Waning sangat buruk, penuh lubang, dan tidak pernah diaspal. Setiap pengendara, baik sepeda motor maupun mobil, harus ekstra hati-hati, terutama saat musim kemarau karena debu yang berterbangan,” kata Bastian. Jalan tersebut menjadi jalur utama bagi ratusan warga yang harus menggunakan sepeda motor, mengingat angkutan umum hanya menjangkau Desa Waning. Akibatnya, banyak warga yang harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua untuk keluar dari desa.
Usulan yang Tak Kunjung Direspons
Masyarakat dan pemerintah desa sudah berulang kali mengajukan perbaikan jalan ini, namun hingga kini belum ada tanggapan positif dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. “Kami sudah beberapa kali menyampaikan langsung kepada anggota DPRD yang berkunjung ke desa ini, tapi hingga saat ini belum ada proyek pengerjaan jalan yang dimulai,” ujar Bastian.
Ia menambahkan bahwa warga merasa bingung mengenai cara yang tepat agar permintaan ini bisa lebih didengar. “Kami berharap pemerintah serius memperhatikan kondisi jalan di desa kami, termasuk jalan menuju Kampung Sumar dan Kampung Kalo.”
Tantangan Jarak dan Pendidikan
Jarak dari Desa Tehong ke Desa Waning sekitar 20 kilometer, melintasi Kampung Sumar, Kampung Tehong, dan Kampung Kalo, yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga. Semua anak-anak desa ini bersekolah di SMP dan SMA yang terletak di Waning, sehingga perjalanan yang jauh dan kondisi jalan yang buruk menjadi tantangan tersendiri. Fasilitas kesehatan seperti puskesmas juga hanya ada di Waning, memaksa warga melakukan perjalanan panjang untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Bastian berharap Pemkab Manggarai Barat segera membenahi infrastruktur ini. “Jika jalan diperbaiki, angkutan umum pun berani masuk ke desa kami,” tambahnya.
Musim Hujan, Akses Semakin Terbatas
Ketika musim hujan tiba, kondisi semakin parah karena warga harus menyeberangi sungai tanpa jembatan yang memadai. “Kami sangat berharap pemerintah bisa membangun jembatan, sehingga anak-anak bisa pergi ke sekolah dengan aman, terutama saat hujan,” kata Bastian. Ia menambahkan bahwa hampir seluruh warga Desa Tehong menyekolahkan anak-anak mereka di Waning, sehingga akses jalan yang layak menjadi sangat penting.
Sorotan pada Penggunaan Dana Desa
Di sisi lain, masyarakat juga mulai mempertanyakan penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN. Menurut mereka, sejauh ini belum terlihat dampak signifikan, khususnya dalam pembangunan infrastruktur jalan. “Kami berharap transparansi dalam penggunaan dana desa, agar anggaran yang cukup besar ini tidak disalahgunakan,” ungkap Bastian tegas.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah juga perlu turut memantau penggunaan anggaran tersebut. “Pemantauan ini penting agar dana desa benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat, bukan diselewengkan.”
Dengan harapan agar Pemkab Manggarai Barat memberikan perhatian yang lebih serius, masyarakat Desa Tehong terus menanti perbaikan infrastruktur demi kesejahteraan dan masa depan anak-anak mereka.
Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi