MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Kisah menyentuh datang dari Desa Haju Ngendong, Kecamatan Elar, Manggarai Timur, di mana seorang ibu bernama Berta Bawung bersama putrinya Nisalia Sariman (5), berjuang menghadapi kerasnya kehidupan. Nisalia, yang lahir pada 10 Januari 2019, mengalami kelumpuhan sejak lahir, membuatnya tidak bisa bergerak atau bermain seperti anak-anak seusianya.
Kondisi semakin sulit setelah suami Berta, Fransiskus Danur, pergi merantau ke Kalimantan sejak 12 tahun lalu dan jarang memberikan bantuan. Dengan penghasilan minim sebagai buruh tani, Berta harus memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua, termasuk biaya pengobatan Nisalia yang sangat mahal. Setiap harinya, ia bekerja di kebun tetangga dengan upah hanya Rp50.000, jumlah yang sangat kecil untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk pengobatan Nisalia.
Keluarga ini tinggal di sebuah gubuk bambu yang sudah lapuk, menggambarkan kesulitan hidup yang mereka hadapi. “Terkadang saya bingung bagaimana harus menghidupi kami, terutama untuk merawat Nisalia,” kata Berta kepada Exposetimur.com pada 19 Oktober 2024. Kesedihan terpancar dari suaranya, tetapi semangatnya untuk merawat putrinya tak pernah padam.
Berta merawat Nisalia dengan penuh kasih sayang, meskipun beban yang ia pikul begitu berat. Di tengah keputusasaan, ia tetap berharap akan ada bantuan dari orang-orang yang peduli. “Saya selalu berdoa setiap hari agar ada orang baik yang mau membantu Nisalia mendapatkan pengobatan yang layak,” ucap Berta sambil meneteskan air mata.
Kisah perjuangan Berta dan Nisalia adalah potret nyata kemiskinan yang masih melanda banyak keluarga di pelosok negeri. Dengan kondisi yang mereka alami, mereka sangat membutuhkan bantuan, baik dari pemerintah maupun para dermawan. Kepedulian kita bisa meringankan beban mereka dan memberikan harapan baru bagi masa depan Nisalia.
Semoga kisah ini menginspirasi banyak orang untuk berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan.
Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi