Puluhan Tahun Krisis Air Bersih, Warga Kampung Ajang di Manggarai Timur Berjuang Demi Setetes Air

Foto: Ibu Ena warga asal kampung ajang saat mengantri air

MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Selama puluhan tahun, krisis air bersih menjadi masalah mendesak bagi warga Kampung Ajang, Desa Golo Rentung, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur. Keterbatasan akses air bersih memaksa mereka untuk berjuang setiap hari, mengorbankan waktu dan tenaga demi memenuhi kebutuhan dasar, seperti memasak dan minum. Kondisi ini semakin menyulitkan ketika pasokan air berkurang drastis, terutama pada musim kemarau.

Ena, seorang warga yang sudah berusia 80 tahun, mengungkapkan bahwa ia harus bangun sejak pukul 4 pagi untuk mengantri air.

“Dari jam 4 pagi saya sudah di sini, sampai sekarang menjaga air. Tidak mudah, tapi ini yang harus kami lakukan agar bisa mendapatkan air untuk masak dan minum,” ucapnya dengan raut wajah lelah.

Minimnya Infrastruktur, Beban bagi Warga dan Anak-Anak

Masalah ini diperburuk oleh minimnya infrastruktur dan akses air bersih di wilayah tersebut. Beberapa warga berinisiatif membuat saluran-saluran sederhana dari mata air terdekat, namun upaya ini belum mampu memenuhi kebutuhan mereka. Banyak anak-anak juga terlibat dalam upaya mencari air, mengorbankan waktu mereka yang seharusnya untuk belajar.

“Kami hanya ingin bisa hidup tenang tanpa harus khawatir soal air. Kalau bisa ada bantuan pemerintah, kami akan sangat bersyukur,” tambah Ibu Ena dengan penuh harap.

Harapan pada Pemerintah Daerah untuk Solusi Jangka Panjang

Seiring perkembangan Kabupaten Manggarai Timur, warga Kampung Ajang berharap adanya perhatian serius dari pemerintah untuk membangun jaringan distribusi air yang memadai. Kehadiran infrastruktur air bersih akan menjadi solusi penting bagi mereka yang telah terlalu lama hidup dalam keterbatasan ini.

Puluhan tahun berlalu, namun perjuangan warga Kampung Ajang demi setetes air bersih masih terus berlangsung. Mereka berharap pemerintah segera hadir dengan solusi jangka panjang yang akan mengakhiri krisis ini dan memberikan kenyamanan hidup bagi generasi mendatang.

Baca Juga :   Ketimpangan Fasilitas Pendidikan di Pelosok: SD Mboeng Bertahan dengan Dinding Bambu Sejak 2008

 

Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *