Miris, Gedung Sekolah di Manggarai Timur Masih Berdinding Bambu, Guru dan Siswa Berjuang di Tengah Keterbatasan

Foto: Gedung SDN Reweng di Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar

MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengungkapkan kondisi memprihatinkan. Salah satu contoh nyata dari keterbatasan fasilitas pendidikan adalah SDN Reweng yang terletak di Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar. Sekolah ini berdiri sejak 21 September 2005, namun sebagian besar bangunannya masih menggunakan dinding bambu yang lapuk, bahkan hingga saat ini.

SDN Reweng memiliki dua gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar. Gedung pertama, yang menampung kelas 1 hingga kelas 4, masih berdinding bambu yang belum direnovasi sejak awal pendiriannya. Sedangkan gedung kedua menampung kelas 5 dan 6. Di antara kedua gedung tersebut, terdapat ruang guru dan kantor sekolah, namun kondisinya tidak jauh berbeda—sangat memprihatinkan dan jauh dari standar fasilitas pendidikan yang layak.

Semangat Guru dan Siswa di Tengah Keterbatasan

Sekolah yang memiliki akreditasi B berdasarkan SK Akreditasi 73/SK/BAP-S/M NTT/XI/2014 ini, mengelola 42 siswa (19 laki-laki dan 23 perempuan) yang dibimbing oleh 6 guru. Meskipun dengan keterbatasan yang ada, proses belajar-mengajar tetap berlangsung, meski sering terganggu akibat kondisi gedung yang tidak aman.

Falensius Jehamat, operator sekolah, mengungkapkan bahwa dinding bambu yang sudah lapuk dan atap seng yang berlubang menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa khawatir di kalangan guru dan siswa, terutama saat musim hujan. “Saat hujan, air masuk melalui lubang atap dan dinding yang lapuk. Proses belajar sering terhenti, dan kami harus mengajar dengan hati-hati karena takut dinding atau atap roboh menimpa siswa,” ujar Falensius.

Selain itu, SDN Reweng juga tidak memiliki gedung perpustakaan. Buku-buku bacaan hanya disimpan seadanya dan siswa kesulitan mengakses bacaan yang dapat menunjang pembelajaran mereka. Falensius menambahkan, “Kami sangat membutuhkan perpustakaan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan mereka dan lebih siap menghadapi tantangan zaman yang semakin maju.”

Baca Juga :   Santriwati Pontren As’adiyah Galung Beru yang Hilang Telah Ditemukan

Harapan Guru dan Siswa untuk Pemerintah Daerah

Kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan ini mendorong para guru untuk mengharapkan perhatian dari Pemerintah Daerah Manggarai Timur. Mereka berharap agar ada langkah nyata dalam pembangunan gedung yang layak agar proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan aman dan nyaman.

“Saat jam istirahat, kami hanya bisa berkumpul di kantor yang juga dalam kondisi sangat buruk. Kami berharap pemerintah segera melihat kondisi sekolah kami dan memberikan prioritas pembangunan,” kata Falensius, menggambarkan betapa pentingnya perhatian pemerintah terhadap fasilitas pendidikan di wilayah tersebut.

Meski dalam kondisi yang serba terbatas, semangat para guru dan siswa di SDN Reweng tetap berkobar. Mereka terus berjuang demi mencerdaskan anak bangsa, meskipun harus menghadapi tantangan besar setiap harinya. Potret ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah hak dasar yang harus dipenuhi dengan fasilitas yang memadai, agar semua anak Indonesia dapat belajar dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan mereka.

Pemerintah diharapkan segera memberikan perhatian serius terhadap fasilitas pendidikan di Manggarai Timur, agar generasi penerus bangsa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, di tengah tantangan global yang semakin berkembang.

Penulis: Eventus
Editor: Tim Redaksi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *