MANGGARAI TIMUR, exposetimur.com – Ardianus Asno (17), remaja asal Kampung Marang, Desa Tango Molas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, menjalani kehidupan yang penuh keterbatasan akibat lumpuh sejak lahir. Hingga kini, keluarga Ardianus belum pernah menerima bantuan atau perhatian dari pemerintah, meski berbagai upaya telah dilakukan untuk memohon bantuan.
Perjuangan Tanpa Henti Sang Ayah
Ayah Ardianus mengungkapkan perjuangan panjangnya kepada media pada Minggu (8/12/2024).
“Saya sudah beberapa kali membawa Asno ke rumah Kepala Desa Tango Molas dan mengajukan permohonan bantuan di kantor camat. Namun, tidak ada respons yang memuaskan dari mereka,” tuturnya dengan nada kecewa.
Keluarga Ardianus tinggal di rumah sederhana yang jauh dari fasilitas memadai. Sehari-hari, Ardianus hanya terbaring di tempat tidur tanpa alat bantu atau perawatan medis yang layak. Keluarga hidup dari hasil bercocok tanam yang hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, sehingga tidak mampu menyediakan kebutuhan medis atau alat bantu bagi Ardianus.
“Kami hanya ingin anak kami bisa hidup lebih nyaman. Bantuan sekecil apa pun akan sangat berarti bagi Ardianus,” ujar ibunya dengan mata berkaca-kaca.
Minimnya Perhatian Pemerintah
Kekecewaan mendalam dirasakan keluarga Ardianus atas kurangnya perhatian pemerintah. Menurut sang ayah, upaya mendatangi kepala desa dan kantor camat berkali-kali tidak membuahkan hasil.
“Seolah anak saya tidak ada dalam pandangan mereka. Apakah harus menunggu ada sesuatu yang buruk terjadi baru mereka peduli?” ungkapnya penuh haru.
Seruan untuk Tindakan Nyata
Melalui media, keluarga Ardianus meminta perhatian dari pemerintah, khususnya Pemerintah Desa Tango Molas dan Kecamatan Lamba Leda Timur, untuk memberikan bantuan nyata.
“Kami memohon bantuan dari siapa saja, baik pemerintah maupun pihak lain, agar Ardianus bisa menjalani kehidupan yang lebih layak,” pinta sang ayah dengan penuh harap.
Potret Ketimpangan Sosial
Kisah Ardianus Asno mencerminkan ketimpangan sosial yang masih terjadi di pelosok negeri. Minimnya perhatian dan akses terhadap bantuan sosial menyoroti perlunya perbaikan sistem pelayanan publik, terutama untuk warga yang benar-benar membutuhkan.
Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kepedulian terhadap sesama. Harapan keluarga Ardianus sederhana: memberikan secercah kebahagiaan bagi sang anak di tengah keterbatasannya.
Penulis: Eventus / Editor: Tim Redaksi