MAJENE, exposetimur.com – Proyek pemasangan lampu hias senilai Rp1,3 miliar di Kota Majene memicu kritik tajam dari masyarakat. Lampu-lampu hias yang dipasang di sepanjang jalan utama kota, yang bertujuan memperindah suasana malam, justru tak pernah menyala sejak awal pemasangannya.
Proyek yang dirancang untuk menambah estetika Kota Majene, sekaligus mencerminkan identitas religius melalui lafadz Asmaul Husna, kini justru memunculkan kekecewaan. Warga mempertanyakan hasil pemasangan lampu tersebut, baik dari segi fungsi maupun estetikanya.
Lampu Tidak Menyala, Posisi Pemasangan Dipertanyakan
Selain tidak berfungsi sebagaimana mestinya, posisi pemasangan lampu juga menjadi sorotan. Sebagian besar lampu hias dipasang pada tiang listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN), bukan pada tiang independen yang dirancang untuk menonjolkan keindahan lampu tersebut.
“Anggaran proyek ini kan besar, tapi hasilnya mengecewakan. Lampu dipasang asal-asalan di tiang listrik PLN, jadi kurang menarik dan tidak sesuai harapan,” ujar Anto, salah satu warga Majene.
Menurutnya, penggunaan tiang listrik justru mengurangi nilai estetika lampu hias, yang semestinya mampu mempercantik wajah kota, khususnya di malam hari.
Dugaan Markup Anggaran dan Kualitas Proyek
Kritik tak hanya soal estetika. Warga juga menduga adanya markup anggaran dalam proyek ini, mengingat hasilnya jauh dari ekspektasi.
“Kami harap pihak berwenang, seperti Kejaksaan Negeri Majene, bisa menyelidiki proyek ini. Ada indikasi pekerjaan dilakukan asal-asalan,” tambah Anto.
Warga berharap lampu hias yang telah menyerap anggaran besar ini segera diperbaiki agar dapat menyala dan memberikan dampak positif sesuai tujuan awal.
Harapan Warga dan Tindak Lanjut Pemerintah
Proyek lampu hias yang menggunakan lafadz Asmaul Husna diharapkan mampu mencerminkan identitas Majene sebagai kota religius dengan estetika yang terjaga. Namun, kekecewaan masyarakat atas kualitas pekerjaan mendorong tuntutan agar pemerintah daerah memberikan klarifikasi dan solusi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah maupun pelaksana proyek. Warga mendesak agar ada transparansi dan evaluasi terkait pelaksanaan proyek yang dinilai tidak sesuai harapan. (Sn)