Luwu Timur, exposetimur.com — Dari tahun ke tahun, Sungai Malili di Kabupaten Luwu Timur terus menunjukkan wajah yang sama: air yang keruh saat musim hujan dan tumpukan sampah yang menghiasi aliran sungai. Limbah rumah tangga, batang kayu, ranting pohon, serta berbagai material sisa lainnya hanyut dan menumpuk di berbagai titik sungai, menjadikannya tampak kumuh dan tidak terawat. Kondisi ini kembali menjadi sorotan tajam jelang Lomba Perahu Hias dalam rangka Hari Jadi Luwu Timur ke-22, sebuah agenda tahunan yang semestinya memamerkan keindahan dan potensi lokal.
Alih-alih menyuguhkan panorama sungai yang bersih dan memikat, warga dan pengunjung justru akan disambut pemandangan yang menyedihkan. Banyak pihak menilai bahwa keadaan ini mencoreng wajah daerah, apalagi di momen penting perayaan hari jadi kabupaten. Selain merusak estetika, keberadaan sampah di Sungai Malili juga mengancam kesehatan warga, mengingat sebagian masyarakat masih bergantung pada air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, bahkan konsumsi darurat.
Berbagai dugaan pun mencuat mengenai penyebab kondisi sungai yang terus memburuk. Aktivitas ilegal logging dan pertambangan diyakini turut andil memperparah pencemaran dan kerusakan ekosistem sungai yang menjadi urat nadi masyarakat Malili.
Salah satu warga Desa Wawenriu menyampaikan harapannya agar Pj. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Timur yang baru, Muhammad Yusri, SE., dapat segera turun tangan dan mencarikan solusi atas persoalan ini yang tak kunjung terselesaikan.
“Harus ada solusi dari pemerintah. Jangan sampai lomba perahu hias nanti justru memperlihatkan wajah kumuh daerah kita. Ini momen penting yang seharusnya jadi pemicu pembenahan, bukan sekadar seremonial,” ungkapnya saat ditemui di sekitar bantaran sungai, Rabu (7/5/2025).
Warga berharap, momen Hari Jadi Luwu Timur ke-22 bisa menjadi titik awal perubahan nyata. Bukan hanya untuk mempercantik sungai dalam rangka perlombaan, tetapi sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan untuk menjaga lingkungan, memperbaiki ekosistem, dan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kelestarian sumber daya air bagi generasi mendatang.