Opini  

Milenial dan Malam Pergantian Tahun

Penulis : Musriani Basri ( Pemudi Desa Saohiring )

OPINI, EXPOSETIMUR.COM _ Seperti yang kita lihat di malam-malam pergantian tahun yang telah berlalu. semua tidak akan lepas dari acara-acara yang nirfaedah–tidak berguna, jauh dari kata bermanfaat. Kaum milenial yang kita harap akan memberantas kegiatan tersebut demi awal tahun yang lebih menyenangkan justru mereka yang berperan lebih di depan saat perayaan tahun baru akan tiba.

Tahun 2019 sebentar lagi akan berlalu dan tahun 2020 akan segera tiba, tentunya kita sebagai generasi harus semakin memepersiapkan diri menghadapi era yang semakin penuh tantangan yakni era 4.0.
Mepersiapkan fisik dan mental agar menjadi lebih baik dari tahun kemarin. Mempersiapkan pikiran tentang langkah apa saja yang akan diambil di tahun yang akan datang.

Hal tersebut tentu harus dimulai sejak sekarang, dari cara memaknai perayaan tahun baru 2020, apakah kita benar-benar mampu memaknai era 4.0 ataukah hanya rangkaian seremoni kegiatan kegiatan seminar dengan tema-tema mempersiapkan generasi dalam menghadapi era 4.0. sehingga lupa menfilter diri dari pengaruh era itu sendiri?

Sebagaimana lazimnya, setiap momen pergantian tahun, kita senantiasa dihadapkan pemandangan atraksi-atraksi yang jauh dari nilai-nilai kesiapan menghadapi persaingan. Pesta kembang api, jalan jalan dipenuhi kegiatan resemoni yang seharusnya dana yang dihabiskan dapat digunakan untuk kegiatan sosial.

Begitu banyak saudara-saudara kita hidup dengan kekurangan, sementara kita hanya sibuk membakar uang–sekedar eforia yang setelahnya tidak memiliki manfaat. Tidak jarang menyebabkan banyaknya tragedi, kecelakaan yang terjadi di malam pergantian tahun itu.

Tempat-tempat wisata kemudian dipenuhi lautan manusia, sementara panti asuhan, pesantren, dan lembaga sosial lainya tampak sepi. Para Milenial bahkan orang tua lebih memilih menghabiskan waktu di tempat-tempat hiburan, dan tidak sedikit kegiatan yang dilakukan menyimpang dari nilai-nilai kesusilaan.

Tentu kita berharap bahwa, di malam pergantian tahun 2020 ini, para milenial dapat merubah paradigram dalam memaknai malam pergantian tahun dengan hal-hal yang lebih bernilai, mendidik jiwa, dan tidak terjebak dengan pemaknaan yang justru menjadi cara yahudi merusak norma-norma kesusilaan genersi bangsa. Tentunya juga kita berharap, para tokoh pemuda, mampu berdiri di garda terdepan.

Mengkampanyekan kegiatan kegiatan yang lebih bermanfaat dan tidak hanya sibuk mengangkat tema generasi hebat, generasi inovatif pada setiap diskusi-diskusi, tetapi lupa bagaimana hadirkan nilai-nilai yang dapat mematangkan jiwa para milenial. Tentu ini bukan hal yang mudah, apalagi dalam pemikiran sebagian milenial bahwa, tahun baru tanpa hura-hura dan tanpa menikmati tempat wisata, katanya kampungan dan ketinggalan zaman.

Baca Juga :   Melupakan Bangsa Sendiri

Tentu juga peran orang tua harus benar-benar maksimal memberikan izin kepada anak-anaknya dalam merayakan malam pergantian tahun, sehingga setelah moment tsrsebut, para orang tua tidak disibukkan dengan resiko-resiko yang mungkin saja bisa terjadi, terutama bagi anak gadisnya.

Untuk mengurangi dampak dan kegiatan yang kurang bermanfaat di malam pergantian tahun baru inilah pentingnya pemerintah hadir, mulai dari pusat sampai daerah bahkan sampai ke tingkat desa, bagiamana menggagas kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat bagi orang lain.

Akhirnya, kita berharap milenial dapat menujukkan bahwa mereka benar benar calon penerus yang mampuh menciptakan nilai-nilai yang lebih bermanfaat dan tidak hanya terjebak seremoni kegiatan hura-hura.

Menyambut pergatian tahun yang notabenenya pergatian tahun sejatinya awal memulai sesuatu yang lebih baik dan bukan justru sebaliknya, berharap menjadi awal yang baik, tetapi melakukan hal hal yang justru menjadi awal kehancuran jiwa-jiwa mereka.

Mereka tidak pernah berpikir apa dampak di lingkungan sekitar setelah mereka berpesta pora dan bersenang-senang. Tidak ada perubahan selain sampah yang berserakan mengotori hampir seluruh tempat yang ada. Pun menghalangi pengguna jalan–menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Apakah tidak terlintas di pikiran mereka untuk duduk diam di rumah berkumpul bersama keluarga saat malam pegantian tahun. Menikmati tiap detik kebersamaan dan mencoba mengintropeksi diri.

Mulai berpikir, akan seperti apa aku dan kita semua ke depannya. Mencoba menciptakan suasana yang baru serta bisa berguna bagi Negara. Menyusun langkah, menyiapkan tekad yang bisa membangun diri kita dan sekitar kita di kemudian hari.

Dibanding harus memikirkan kenikmatan sesaat yang menguras kantong dan tenaga, belum lagi nyawa yang terancam saat berkendara beramai-ramai dan tidak menaati peraturan. Bahkan tidak jarang acara pergantian merenggut nyawa.

Maka dari itu tinggalkan hal yang tidak bermanfaat di malam pergantian tahun nanti, dan mari kita menuju 2020 yang lebih baik. Mempersiapkan diri untuk melangkah ke masa depan yang lebih cerah pun lebih bermanfaat.

(Penulis: Musriani Basri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *