Opini  

Menguji Jiwa Humanitas Kader IMM Bulukumba, Pasca Bencana Jeneponto-Bantaeng

Erwin_Sekbid Hikmah PC IMM Bulukumba

OPINI_Exposetimur.com-OPINI_Banjir yang terjadi pada Hari Jum’at tanggal 12/06/2020 di kabupaten Bantaeng dan Jeneponto menyisakan luka dan duka. Kronologi banjir terjadi dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi beberapa hari, sehingga membuat debit air sungai calendu dan cekdam jebol dan air meluap. Disisi lain banjir dan tanah longsor juga terjadi di kabupaten Jeneponto yang juga dipicu curah hujan yang sangat tinggi dan berangsur-angsur.

Dampak dari peristiwa banjir ini merenggut harta dan tentunya juga kebahagiaan bagi masyarakat yang terdampak dari bencana yang terjadi. Tempat tinggal yang terendam bahkan roboh akibat hantaman debit air, perabotan, pakaian dan lain-lain terbawa arus air dan hanya menyisakan tangis.
Hal ini memicu jiwa sosial kader IMM Bulukumba atas nama kemanusiaan yang termaktub didalam gerakan trilogi IMM, salah satunya Humanitas, sebagai sebuah paham dan gerakan intelektual, upaya untuk membebaskan manusia dari rasa duka dan derita.

Kehadiran Humanitas di dalam diri tiap individu Kader IMM Bulukumba memiliki arti. Keberartian yang hadir tidak dalam balutan daerah, kerabat, dan sebagainya tapi ia hadir atas Pikiran dan Hati (aku berpikir, maka aku ada ‘Rene Decartes’) sehingga dapat merasakan empati dan simpati kepada seseorang yang sedang berada dalam baluran api.
Beberapa aktualisasi nyata saya lihat yang dilakukan Kader IMM Bulukumba secara berangsur-angsur dan berjilid-jilid melakukan aksi sosial/aksi galang dana baik dijalanan maupun dimedia sosial dengan menyebar luaskan poster-poster bagi donatur kemanusiaan menyalurkan Donasi terbaiknya melalui Kader IMM Bulukumba sebagai perantara untuk mendistribusikan kepada yang membutuhkan warga dampak bencana banjir Bantaeng-Jeneponto.

Dalam setiap agenda-agenda kemanusiaan, basic intelektual yang tercermin dalam diri kader IMM Bulukumba “Humanitas” , bagaimana mengembangkan sifat-sifat kebaikan manusia, dalam segala bentuk sebagai asosiasi dengan kata “ikatan” yang memiliki keseimbangan baik aksi dan kontemplasi.

Baca Juga :   Covid-19 Di Lorong Hukum Demokrasi

Dengan demikian dalam pembahasan diatas memberikan pengertian yang pada akhirnya, maka hendaknya keilmuan mampu mencakup realitas kehidupan. Bukan hanya sebatas pengetahuan “bahwa hidup ini saling membutuhkan antara orang satu dengan orang lainnya” tapi terlibat langsung dalam upaya membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, khususnya masyarakat Banteng-Jeneponto.

Penulis_Erwin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *