OPINI – Dalam dunia pendidikan berbagai permasalahan yang muncul dari peserta didik. Hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam belajar di dunia pendidikan. Hambatan belajar ini sangat mempengaruhi kegiatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas hingga sulitnya memahami materi yang diberikan oleh guru.
Salah satu masalah yang sering terjadi di lingkungan sekolah diantaranya adalah masih banyak peserta didik yang mengalami keterlambatan dalam membaca dari usianya. Dalman (2014 : 5) menyatakan membaca merupakan kegiatan atau proses kognitif berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.
Berbagai alasan mengapa keterlambatan membaca masih dialami oleh sebagian anak. Anak yang lambat membaca tidak selalu mengalami kesulitan membaca. Bisa saja, ia hanya kekurangan stimulasi. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat anak rentan mengalami masalah membaca. Misalnya kesulitan dalam mengidentifikasi pengucapan sebuah huruf, kesulitan membedakan huruf, sulit mempelajari kosakata baru, dan adanya riwayat keterlambatan bicara atau gangguan belajar seperti disleksia pada keluarga.
Kesulitan membaca adalah hal yang umum dijumpai pada anak. Namun, jika kondisi anak tersebut sangat tertinggal jauh dari usianya, kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus segera ditangani. Hal ini dikarenakan apabila kondisi tersebut segera ditangani maka masalah keterlambatan membaca ini masih bisa diatasi. Anak yang mengalami keterlambatan membaca bisa diatasi jika ada pendampingan yang tepat dari guru dan orang tua.
Jika anak mendapatkan penanganan cepat, bukan tidak mungkin mereka tetap akan mengalami kesalahan dalam mengeja, mengidentifikasi pengucapan sebuah huruf, kesulitan membedakan huruf, menuliskan huruf, atau tak mampu membaca cepat.
Keterlambatan membaca masih bisa dicegah sejak dini sebelum anak mengalami permasalahan keterlambatan membaca ini. salah satu caranya dengan sejak usia dini orang tua (baik Ibu/ Bapak) sudah dapat mengenalkan buku pada anak. Tentunya, buku yang diberikan akan disesuaikan dengan usia anak. Kebiasaan ini dinilai dapat memicu tumbuh kembang anak dan kegemarannya dalam membaca. Selanjutnya orang tua bisa mengajarkan anak membaca, saat anak memasuki usia 4–5 tahun.
Berbagai cara lain bisa dilakukan oleh orang tua atau orang dekat di lingkungan anak. Diantaranya yaitu kenalkan bunyi huruf dalam berbagai kata, belajar melalui lagu, belajar huruf melalui permainan, gunakan visual atau gambar yang menarik, gunakan buku kesukaan anak, ajak membaca perlahan-lahan.
Keterlambatan membaca ini sangat memprihatikan di dunia pendidikan khususnya anak-anak yang masih mengalami masalah tersebut. Maka, peran orang tua sangat diperlukan dalam menangani keterlambatan membaca, khusunya bagi orang tua anak yang mengalami masalah ini. Dengan demikian, jika masalah ini dapat teratasi, anak-anak dapat mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan mampu bersaing di masa yang akan datang di bidang pendidikan.
Oleh : Ilma Amalia Alam, (Mahasiswa semester 6 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNM)