Ragam  

PerMaTa Gelar Penyuluhan Penyakit Kusta Pada Kader Posyandu Ujung Bulu

PerMaTa melakukan Penyuluhan tentang penyakit Kusta kepada para Kader Posyandu di Kecamatan Ujung Bulu, Kamis (21/11/2019)

BULUKUMBA, EXPOSETIMUR.COM _ Penyakit Kusta merupakan penyakit yang bisa disembuhkan, sehingga perlu lebih memahami tanpa ada diskriminasi dari masyarkat. Olehnya itu salah satu lembaga melakukan Penyuluhan tentang penyakit Kusta bagi kader posyandu di kecamatan Ujung Bulu, Kamis (21/11/2019).

 

Kegiatan ini diselenggarakan oleh PerMaTa (Perhimpunan Mandiri Kusta) Bulukumba bertempat di Pinisi Park Bulukumba. Kegiatan tersebut juga dihadiri dari PPDI Bulukumba yaitu Bapak Suherman Cs bersama Pendamping Penyandang Disabilitas Bulukumba, Asnawi Mangkualam.

Penyuluhan tentang penyakit Kusta menjadi kegiatan yang difokuskan oleh PerMaTa Bulukumba di beberapa daerah dengan tujuan untuk memberikan informasi yang benar tentang penyakit kusta, karena kasus kusta di Bulukumba masih terbilang tinggi, hal tersebut disebabkan stigma dan informasi yang keliru tentang kusta.

Gejala awal penyakit kusta adalah bercak putih atau merah yang mati rasa. Pada fase itu orang yang terkena kusta tidak merasakan gangguan namun jika terlambat diobati akan menimbulkan disabilitas/cacat, tetapi jika orang yang terkena kusta cepat berobat, maka akan sembuh tanpa mengalami disabilitas, seperti yang dialami oleh Ketua PerMaTa Bulukumba, Ardiansyah dan rekannya Roslinda.

Menurut WHO, dari 100 orang, 95 orang kebal terhadap kuman kusta, 3 sembuh dengan sendirinya karena daya tahan tubuhnya kuat, sedangkan 2 orang harus melalui pengobatan.

Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Leprae, jadi sangat keliru jika penyakit kusta dikaitkan karena kutukan, guna-guna, apalagi keturunan. Proses penularannya dari orang yang menderita tidak diobati kemudian menular ke orang lain melalui pernafasan.

Pengelolah kusta Puskesmas Caile, Nur Hani Umar. yang juga hadir pada kegiatan iniĀ  mengatakan, “Masyarakat tidak perlu takut pada orang Kusta yang sudah berobat, karena kuman kustanya sudah tidak ada, namun yang terlambat berobat tentu besar kemungkinan akan mengalami disabilitas” Terang Nur Hani.

Baca Juga :   Talk Show Literasi FDS dan TBM Pustaka Setapak, Hadirkan Pegiat Literasi dari Jogja

Sementara Ketua PerMaTa Bulukumba, Ardiansyah berharap Jika ada yang terkena penyakit kusta, sekiranya tidak kemudian dikucilkan, tetapi segera dibantu dibawa ke Puskesmas untuk berobat.

“Kami harap jangan dikucilkan, obat kusta tersedia secara gratis di Puskesmas, agar orang yang terkena penyakit kusta tidak malu berobat ke puskesmas, diharapkan ada perubahan paradigma tentang kusta. penyakit kusta tidak dianggap lagi kutukan dan aib keluarga” Pungkas Ardiansya.

Sekedar diketahui kegiatan ini, didukung oleh Until No Leprosy Remains (NLR).

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *