Opini  

Hardiknas, Quo Vadis Pendidikan di Era Digital

Penulis: Robert Dacing (Sekjen Forum Pemuda Manggarai Makassar)

OPINI _ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam pengembangan keterampilan intelektual untuk mewujudkan generasi yang baik secara kepribadian demi bangsa dan negara. Usaha manusia untuk menunjang dan mengembangkan potensi melalaui pendidikan tentu sangat dibutuhkan oleh setiap generasi, potensi-potensi yang dimaksud adalah pembawaan diri secara jasmani maupun rohani sesuai kultur yang ada dimasyarakat dan kebudayaannya masing-masing.

Menurut Jhon Dewey (2003: 69) menjelaskan bahwa, “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”.
Berdasarkan kesimpulan diatas tentu tanggung jawab besar seorang pendidik sangat luar biasa, dimana memanusiakan manusia tidak mudah apa lagi diera digital. Disuatu sisi menjadi kendala pendidikan diabad-21 hal yang paling mendasar adalah kurangnya fasilitas yang memadai, sehingga peserta didik masih kaku dalam mengembangkan intelektualnya.

Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang memiliki pendidikan yang baik dapat memiliki kreativitas, kepribadian, dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.
Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

*Pendidikan Diera Digital*

Mewujudkan generasi unggul mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi suatu cita-cita bangsa, sehingga peran pendidik harus mampu mengupayakan generasi yang bermutu sesuai perkembangan zaman. Merubah karakter peserta didik diera digital adalah tanggung jawab besar, hal ini perlu gebrakan baru dalam dunia pendidikan. Namun menjadi pertanyaannya, apakah pendidik mampu lakukan proses belajar sesuai perkembangan teknologi? Tentu bisa, dan itu tergantung kondisi disetiap daerah masing-masing.

Kondisi pendidikan diera digital ini masih gagap, dimana peserta didik dipaksa untuk berinovasi, kreatif dan lainnya. Pendidikan dikota tentu jauh lebih baik dari pada di daerah-daerah terpencil, bagaimana tidak semantara dipelosok masih terbatas soal sarana pendidikan. Sehingga proses pendidikan tidak jelas kemana arahnya, belum lagi berkaitan dengan kesejahteraan pendidik. Carut marutnya pendidikan di Indonesia ditengah pesatnya perkembangan teknologi masih rendah, selain memaksa pendidik dan peserta didik ikuti perkembangan zaman masih banyak persoalan lainnya dalam hal ini sistem dari pemerintah itu sendiri.

Baca Juga :   Kalimat Alhamdulillah dan Innalillah Yang Terbalik

Kita juga tidak bisa mengelakan kondisi ini, apalagi dalam kurikulum 2013 pendidikan berbasis teknologi itu sudah jelas. Harapan masyarakat dalam kurikulum ini lebih baik, namun harapan itu tampaknya bukan pekerjaan yang lebih mudah. Sistem dalam dunia pendidikan jika tidak ditata dengan baik maka dikemudian hari generasi yang baik itu nihil.

Arah pendidikan diera digital butuh peradaban sumber daya manusianya, baik pendidik maupun peserta didik. Minimnya kualitas pendidik diera digital bisa jadi pengaruh besar terhadap kondisi pendidikan di Indonesia hari, hal ini bukan menjust peserta didik, tapi itu realitanya. Sehingga apapun bentuknya konsep pendidikan diera digital tetap tidak maksimal. Keuntungan dibalik pendidikan diera digital ini memang luar biasa, dimana mengases segala informasi sangat mudah diperoleh, namun ada pergeseran moral disitu.

Penulis: Robert Dacing (Sekjen Forum Pemuda Manggarai Makassar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *