Opini  

Kearifan Lokal Dalam Balutan Kata Tabe

Diaz Erlangga, (Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Angkatan 2017)

OPINI _ Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena manusia adalah pendukung keberadaan suatu kebudayaan. Manusia lahir dalam sebuah kebudayaan dan manusia tidak terlepas dari komunikasi agar bisa berinteraksi dengan manusia lainnya selain manusia juga berinteraksi dengan alam sekitarnya. Proses komunikasi merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seorang kepada orang lain.

Komunikasi dalam pola interaksi sosial di lingkungan masyarakat Suku Bugis Sulawesi Selatan, kata tabe’ adalah kata yang sopan yang umumnya dipakai di wilayah sulawesi selatan. Tradisi Tabe’ adalah bahasa adat kesopanan/perilaku yang berarti permisi, yakni kata sapaan yang sifatnya lebih halus umumnya diucapkan ketika lewat di depan orang, khususnya orang yang kita hormati, teman, sahabat, orang tua, atau siapa saja yang kita hormati. Kata tabe’ tersebut diikuti gerakan tangan kanan turun kebawah mengarah ketanah atau ketanah, makna dari perilaku demikian adalah bahwa  kata tabe’ merupakan simbol dari upaya menghargai dan menghormati siapapun orang di hadapan kita, kita tidak boleh berbuat sekehendak hati.

Sikap tabe’ adalah serupa dengan sikap mohon ijin atau mohon permisi ketika hendak melewati orang-orang yang sedang duduk berjajar terutama bila yang dilewati adalah orang-orang yang usianya lebih tua ataupun dituakan. Sikap tabe’ dilakukan dengan melihat pada orang-orang yang dilewati lalu memberikan senyuman, setelah itu mulai berjalan sambil sedikit menundukkan badan dan meluruskan tangan disamping lutut. Sikap tabe’ dimaksudkan sebagai penghormatan kepada orang lain yang mungkin saja akan terganggu akibat perbuatan kita meskipun kita tidak bermaksud demikian. Mereka yang mengerti tentang nilai luhur dalam budaya tabe’ ini biasanya juga akan langsung merespon dengan memberikan ruang seperti menarik kaki yang bisa saja akan menghalangi atau bahkan terinjak orang yang lewat, membalas senyuman, memberikan anggukan hingga memberikan jawaban “iya tidak apa-apa” atau “silahkan lewat” dengan tiap-tiap bahasa daerah di Sulawesi selatan. Sekilas sikap tabe’ terlihat sepele, namun sebenarnya hal ini sangat penting dalam tata krama masyarakat di daerah Sulawesi selatan. Sikap tabe’ dapat memunculkan rasa keakraban meskipun sebelumnya tidak pernah bertemu atau tidak saling kenal. Apabila ada yang melewati orang lain yang sedang duduk sejajar tanpa sikap tabe’ maka yang bersangkutan akan dianggap tidak mengerti adat sopan santun atau tata krama.

Baca Juga :   Bersabarlah Untuk Yang Berulang Kali Tersakiti

Tabe’ menurut orang Suku Bugis Sulawesi Selatan merupakan suatu kearifan lokal dan nilai budaya yang sudah menjadi sebuah karakter yang sarat dengan muatan pendidikan yang memiliki makna anjuran untuk berbuat baik, bertata krama melalui ucapan maupun gerak tubuh. Pola asuhan keluarga sangat mempengaruhi keawetan budaya tabe’ dalam masyarakat Sulawesi selatan ini.

Menerapkan budaya tabe’ dengan implementasi makna konseptual yaitu, dengan mengucapkan salam atau menyapa dengan sopan, juga bahwa sikap tabe’ adalah permohonan untuk melintas. Tabe’ berakar sangat kuat sebagai etika dalam tradisi atau sama halnya seperti pelajaran dalam hidup yang didasarkan pada akal sehat dan rasa hormat terhadap sesama.

Budaya tabe’ sesungguhnya sangat tepat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dimana budaya ini berhubungan dengan akhlak terhadap sesama, seperti mengucapkan tabe’ (permisi) sambil berbungkuk setengah badan bila lewat di depan sekumpulan orang-orang tua yang sedang bercerita, Inilah di antaranya ajaran-ajaran adat Sulawesi Selatan sesungguhnya yang harus direalisasikan dan tetap di lestarikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu maka sepatutnya implementasi kesopanan yang dalam konteks Suku Bugis Sulawesi Selatan salah satunya dengan mengucapkan tabe’ harus dilestarikan, demi terciptanya generasi generasi yang beradab dan beretika.

 

Penulis : Diaz Erlangga, (Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Angkatan 2017)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *