Kegiatan yang mengangkat tema Bersatu SIPAKATAU dalam Era Baru Menuju Sulawesi Selatan yang Lebih Baik yang dilaksanakan secara hybrid ini, juga dihadiri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Syahrul Yasin Limpo, dan Amin Syam.
Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan, Sulsel sebagai pintu masuk dan hub Kawasan Timur Indonesia memiliki potensi besar dalam berbagai sektor. Baik itu investasi, manufaktur, pariwisata, pertanian, dan jasa. Demikian juga dengan sumber daya manusianya, agar dapat dibangun untuk dapat meningkatkan daya saing menjadi hal yang tidak dapat ditunda.
“Diharapkan Sulsel dapat meningkatkan potensi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Tito Karnavian, dalam sambutan virtualnya.
Sementara, Andi Sudirman menyampaikan, di tahun ini Sulsel yang memasuki usia 352 tahun masih berada di masa pandemi Covid-19. Kondisinya, memiliki tantangan yang lebih.
“Namun berkat sinergi dengan Forkopimda Sulsel dan bahu membahu dengan masyarakat, dapat keluar dari puncak pandemi,” kata Andi Sudirman.
Ia menyebutkan, mengawali tugas sebagai Plt Gubernur Sulsel, tantangan yang dihadapi adalah kondisi keuangan pemerintah provinsi yang sedang dalam kondisi tidak baik. Dimana Pemprov perlu menyelesaikan utang ke sejumlah pihak.
“Dalam waktu singkat dapat membalikkan keadaan. Tiga bulan pertama penyelesaian sistem utang-piutang. Forkopimda dengan sense of crisis melakukan pendampingan. Yang diprediksi menjadi masalah akhir tahun, tetapi dapat dilewati. Dengan membalikkan keadaan, Sulsel secara pasti, secara perlahan menuju lebih baik, slow but sure,” terangnya.
Pada momentum 352 Tahun Sulsel, mengangkat tema SIPAKATAU. Artinya, saling respek dan menghargai. Dalam artian, banyak keinginan yang dilaksanakan, namun karena keadaan, program perlu terukur dan berdampak langsung ke masyarakat.
Sulsel melakukan perbaikan kondisi dengan baik secara perlahan. Pada triwulan pertama, ekonomi Sulsel tumbuh 7,66 persen setelah mengalami kontraksi 0,21 persen dan angka kemiskinan dapat ditekan sekitar 15 ribu jiwa di triwulan kedua.
Sedangkan, Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, menyebutkan, paripurna ini merupakan upaya mengenang momentum sejarah terbentuknya Sulsel. Berakhirnya perang Makassar pada tahun 1669 menjadi awal bangkitnya kesadaran mengembalikan hubungan persaudaraan sebagai awal tahun peringatan.
“Mengenang sejarah sangat penting, karena sejarah adalah bagian dari daya ingat dalam memotivasi kecakapan, kemampuan, kekuatan dan keteguhan dalam menjaga persatuan dan kesatuan demi keutuhan, kepaduan, kekokohan dan kejayaan bangsa dan negara yang kita cintai,” ujarnya.
Penghargaan dan bantuan-bantuan juga diberikan oleh Plt Gubernur Sulsel. Untuk penghargaan Kategori Penyelematan Aset Daerah Milik Sulsel berupa lahan Masjid Al-Markaz, Kategori Penyelamatan Aset Milik Pemprov yang dipisahkan berupa lahan Gedung Juang 45 ke Pemprov Sulsel, Kategori Pendampingan ke Pemprov Sulsel, Kategori Capaian Vaksinasi Tertinggi TP PKK kabupaten/kota – kecamatan – keluarahan/desa.
Pemberian santunan juga diberikan kepada istri dua prajurit TNI asal Sulsel yang gugur dalam penyerangan Pos Koramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Santunan yang diberikan Rp 15 juta. Santunan juga diberikan kepada 94 orang anak yatim piatu yang kehilangan orang tua akibat pandemi Covid-19, masing-masing Rp 2,5 juta.
Selanjutnya, penyerahan persetujuan pembangunan stasiun penyediaan kendaraan listrik umum di Kantor Gubernur Sulsel oleh GM PLN Unit Induk Sulselrabar kepada Plt Gubernur. Dalam kegiatan ini, ASN lingkup Pemprov Sulsel memberikan bantuan kita suci Al-Qur’an sebanyak 17.550 buah, yang akan didistribusikan ke pondok tahfiz di Sulsel.