Opini  

Menikmati Masa Muda Dengan Hobi dan Prestasi, Bukan Dengan BROKEN HEART

Nurhidayahtunisa (Siswi SMAN 9 Sinjai)

OPINI,EXPOSETIMUR.COM _ Lalu kerjaannya? Menangis tersedu di dalam kamar tanpa mau bicara ini dan itu. Mau diganggu oleh orangtua, adik maupun kakak, kadang malah tambah tinggi intensitas merajuknya, lempar-lembar bantal dan tendang-menendang pintu.

Jika sudah seperti ini, biasanya teman curhat terbaik bagi anak muda adalah media sosial. Upps, jangan katakan tidak! Semalam, update status apa, hayooo?

Entah itu tentang dendam lama yang kembali terhunus, tentang dia yang menyakiti hati, tentang dia yang tidak kunjung peka, tentang diri yang terlalu dibangga-banggakan, mengumbar kesalahan orang lain, menuduh orang lain tanpa alasan, hingga berpamer-pamer ria.

Pamer termasuk bentuk dari sakit hati? Tentu saja, karena orang yang pamer ingin sekali menunjukkan kehebatan dirinya, kelebihan dirinya, serta penegasan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain. entah itu dengan harta, gaya hidup, bahkan tingkat keimanan sekalipun.

Hal-hal ini menunjukkan alibi bahaya bagi anak muda karena penyakit hati susah diobati. Beda dengan luka fisik yang 2-3 hari kering, luka di hati bisa dibawa sampai mati. Upps, maafkan, maafkanlah!

Atau, lebih enak sakit hati daripada sakit gigi? Sering dibolak-balik oleh beberapa orang. nyatanya, jika gigi sakit tinggal dicabut, tapi jika hati yang sakit, mau dicabut juga? Wah, benar-benar tidak punya hati, ya! Hahaha

Lalu, bagaimana menghindarinya? Bagaimana pula mengobatinya?

Pertama, jangan “baper” alias bawa perasaan. Orang sukses di waktu muda jangan kita iri, tapi kita saingi. Orang lebih berpunya dari kita, jangan kita iri tapi kita syukuri. Dan jika sedang banyak masalah harus dihadapi, jangan malah kabur dan menyebar api.

Kedua, mintalah kelapangan hati dengan Dia yang menciptakan hati dan perasaan. Caranya? Meningkatkan kualitas iman selagi masih muda, sembari melantunkan doa berikut:

“Wahai Dzat yang maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu”. HR. Muslim.

Yang muda yang beriman dan berakhlak mulia, pasti semua orang suka. Tidak sekadar disukai orangtua dan teman, melainkan juga disukai oleh negara. Karena itulah cita-cita pendidikan kita, bukan?

Baca Juga :   Upaya Menghadang Dominasi Cina Di Dunia

Isi Masa Muda dengan Hobi dan Prestasi

Hobi yang positif dan prestasi yang mantap? Ini baru namanya anak muda. Nantilah cerita tentang nongkrong-nongkrong yang unfaedah. Nanti pula berkisah tentang keburukan teman sewajat yang merusak hati. Jawab dulu pertanyaan, sudah mulai merakit cita hari ini?

Harusnya sudah mulai, karena jika belum merakit kapan kita akan berangkat untuk menggulung ombak kehidupan yang keras itu.

Mulailah dengan hobi yang positif. Entah itu kesukaan membaca, berolahraga, menulis, menciptakan karya, serta menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain.

Atau bisa dengan meningkatkan performa diri, kinerja yang apik, serta mengasah skill dengan terus belajar. Kedengarannya sulit? Maka jangan campurkan semua harapan/hobi ini dengan sikap putus asa, karena keduanya tidak akan pernah berjodoh.

Putus asa dapat menjadikan seseorang mudah untuk berkeluh. Jika sudah berkeluh, maka jangankan tentang perbuatan baik dalam diri, perbuatan orang lain saja dianggap salah dan terus dicari-cari kesalahannya. Sungguh perhatiannya kita pada orang lain!

Maka darinya, mulailah untuk berbenah dan meluruskan diri jika selama ini masih bengkok. Selagi muda berjiwa muda, agar nanti ketika menua jiwa ini masih muda.

Yang repot adalah sebaliknya. Masih muda tapi sudah berjiwa tua. Pikirannya hanya mau yang enak-enak saja, mau yang santai-santai saja, atau maunya cepat mati. Hmmm

Hai, kawula muda. Bersemangatlah

Salam…

Penulis: Nurhidayahtunisa (Siswi SMAN 9 Sinjai)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *